Fakta dan Angka Mengenai Black Hole

Para astronom meyakini bahwa sebagian besar (mungkin 90% atau lebih) materi di alam semesta tidak dapat terdeteksi dengan teleskop besar sekalipun. Dan materi itulah yang dinamakan dark matter (materi gelap). Mereka tidak tampak, walaupun diyakini keberadaanya secara tidak langsung. Salah satu kelompok matarei gelap itu adalah black hole. Black hole diyakini ada di pusat galaksi. Black hole itu super amat sangat padatnya, hingga gravitasinya luar biasa besarnya.

Massa dari lubang hitam terus bertambah dengan cara menangkap semua materi didekatnya. Semua materi tidak bisa lari dari jeratan lubang hitam jika melintas terlalu dekat. Jadi obyek yang tidak bisa menjaga jarak yang aman dari lubang hitam akan terhisap. Berlainan dengan reputasi yang disandangnya saat ini yang menyatakan bahwa lubang hitam dapat menghisap apa saja disekitarnya, lubang hitam tidak dapat menghisap material yang jaraknya sangat jauh dari dirinya. dia hanya bisa menarik materi yang lewat sangat dekat dengannya.

Mengenai bobotnya, Black Hole seberat bumi itu diameternya kurang dari satu sentimeter saja. Dan Black Hole seberat matahari itu diamenternya hanya 3 km. Black hole bisa terbentuk dari inti bintang raksasa yang meledak sebagai supernova. Bagian luarnya tampak hancur berhamburan ke luar, tetapi intinya memadat ke dalam. Kepadatan black hole dapat diumpamakan bila bola matahari yang berdiameter 1,4 juta km (109 kali diameter bumi) dan bermassa 2 milyar milyar milyar (dengan 27 angka nol) ton dimampatkan hingga diameternya hanya 3 km.

Black Hole ukuran sedang itu beratnya 10.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000 kilogram, atau 10 pangkat 31, dan memiliki diameter hanya 30 km saja. Ada banyak Black Hole di pusat galaksi kita dan galaksi – galaksi lain, salah satunya memiliki berat jutaan kali dari massa matahari. Dan sebagian ilmuwan mengatakan bahwa dalam sistem tata surya kita di galaksi Bima Sakti juga terdapat Black Hole /Lubang Hitam.

Setelah hampir selama 30 tahun berkeyakinan bahwa Lubang Hitam (black hole) menelan dan menghancurkan segala sesuatu yang terperangkap di dalamnya, fisikawan antariksa Stephen Hawking berubah pikiran. Hawking mengaku telah salah meletakkan argumen kunci tentang perilaku lubang hitam itu.

Hukum – hukum fisika kuantum menyatakan, informasi – informasi itu tidak mungkin hilang sepenuhnya. Hawking dan teman – temannya berpendapat medan gravitasi ekstrem dari lubang hitam dapat menjadi pengecualian dari hukum – hukum itu. Radius sebuah Lubang Hitam (Rs) = 2MG/v2. Di mana M adalah massa Lubang Hitam, G adalah konstanta Gravitasi, dan v adalah kecepatan yang dibutuhkan suatu objek untuk menghindar dari gaya tarik gravitasi. Untuk kasus lubang hitam v adalah c atau kecepatan cahaya.

Dalam konferensi internasional tentang Relativitas Umum dan Gravitasi ke-17, Juli 2004, Hawking mengumumkan apa yang ia percayai keliru. Menurut dia, informasi yang ditelan lubang hitam mungkin bisa ditelusuri kembali dalam bentuk yang membingungkan. Ini memungkinkan penyatuan teori gravitasi dan mekanika kuantum.

Informasi – informasi yang ada dalam Lubang Hitam itu ternyata memungkinkan untuk melepaskan diri. Temuan barunya itu bahkan dapat membantu memecahkan paradoks informasi di lubang hitam yang selama ini menjadi teka – teki besar dalam fisika modern. “Saya telah memikirkan tentang permasalahan ini selama 30 tahun terakhir, dan saya kira kini saya telah memiliki jawabannya” kata Hawking.

Menurutnya, sebuah Lubang Litam hanya muncul untuk membentuk diri tetapi belakangan membuka diri dan melepaskan informasi tentang apa yang telah terjatuh ke dalamnya. Jadi kita dapat memastikan tentang masa lalu dan memprediksikan yang akan datang.

Paradoks dan Teori Lainnya.

Jika informasi benar – benar hilang dalam Lubang Hitam, maka ada beberapa prinsip mekanika kuantum yang dilanggar. Yang pertama adalah prinsip mikroreversibilitas. Sebagaimana pendapat para peneliti di The Center for Nuclear Studies GWU Washington DC, paradigma mekanika kuantum, setiap proses fisis dapat dibalik kejadiannya.

Maka informasi akhir bisa digunakan menelusuri informasi awal proses. Lubang hitam adalah sumber irreversibilitas di semesta karena salah satu pasangan partikel yang tercipta pada produksi pasangan berada di luar cakrawala peristiwa tidak mengandung bit informasi tentang apa yang terjadi di sisi dalam cakrawala peristiwa.

Prinsip mekanika kuantum selanjutnya yang dilanggar adalah unitarity. Propagasi informasi dari keadaan awal ke keadaan akhir secara matematis mengalami evolusi yang unitary. Artinya, fluks dijamin utuh. Menurut Preskill, profesor informasi kuantum di California Institute of Technology (Caltech), yang terjadi pada lubang hitam adalah keadaan awal informasi yang murni berevolusi menjadi keadaan yang bercampur. Keadaan ini melanggar prinsip unitarity.

Lebih parah lagi, prinsip kekekalan energi juga harus dilanggar. Dalam kekekalan energi hilangnya informasi dalam bentuk materi harus diiringi terciptanya energi sangat besar. Jika paradoks ini benar, alam semesta akan bersuhu sekitar 1.031 derajat hanya dalam beberapa detik, yang dalam kenyataan tidak terjadi.

 

(eramuslim, telegraph, wikipedia)

Tentang goehhary

Seperti di Atas begitu juga di Bawah Sepeti di Dalam begitu juga di Luar
Pos ini dipublikasikan di Artikel, Misteri, Mistery of the World dan tag . Tandai permalink.

Tinggalkan komentar